www.loogix.com

Universal Precaution


Assalamualikum Wr. Wb sobat kali ini saya akan berbagi tentang bagaimana kita menjaga diri kita sendiri agar terhindar dari penyakit, silahkan dibaca... Banyak membaca maka semakin banyak pula rezeki yang akan kita terima.

Universal precaution atau kewaspadaan universal adalah kewaspadaan rutin yang dilakukan oleh tenaga kesehatan selama kontak, atau kemungkinan kontak, dengan darah dan semua cairan tubuh. Tindakan kewaspadaan ini meliputi:

  • Mencuci tangan atau dekontaminasi rutin.Cuci tangan selama 10-15 detik (pastikan sela-sela jari, punggung tangan, ujung jari dan ibu jari digosok menyeluruh) dengan sabun di air mengalir setelah berhubungan dengan pasien.
  • Menggunakan perlengkapan pelindung, seperti sarung tangan, gaun plastik, masker, pelindung mata, dll. Pakai sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah atau terkontaminasi dengan cairan tubuh dan pakai masker dan kacamata pelindung bila mungkin ada percikan cairan tubuh.
  • Menutup luka dengan balutan kedap air, penggunaan instrumen tajam dengan aman (jika mungkin, menghindari penggunaan instrumen tajam tersebut), prosedur yang tepat untuk menangani kucuran darah dan cairan tubuh.
    Tangani dan buang jarum suntik dan alat kesehatan tajam sekali pakai dan bersihkan serta disinfeksikan tumpahan cairan tubuh pasien dengan disinfektan.
  • Membuang dan membersihkan sampah yang terkontaminasi dengan tepat, melakukan disinfeksi serta melakukan sterilisasi peralatan. Penanganan alat medis harus sesuai dengan standar disinfeksi dan sterilisasi, tangani semua bahan yang telah tercemar cairan tubuh pasien dengan cara sterilisasi atau disinfeksi, dan pembuangan limbah sesuai dengan prosedur pembuangan limbah RS. 
Tindakan isolasi adalah penggunaan dengan tepat gown, sarung tangan, masker dan kacamata serta peralatan dan pakaian pelindung lainnya.
Gown
Tujuan : mencegah pakaian menjadi kotor selama kontak dengan klien.
 

Masker
Tujuan : menghindari menghirup mikroorganisme dari saluran pernafasan klien dan mencegah penularan patogen dari saluran pernafasan perawat ke klien
 

Sarung Tangan
Tujuan : mencegah penularan patogen melalui cara kontak langsung maupun tidak langsung.
 

Goggles / Kacamata Pelindung
Tujuan : mencegah perawat terkena percikan droplet, cairan tubuh atau darah klien.


Referensi: Ensiklopedia Keperawatan. Chris Brooker. EGC.
Referensi: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33669/4/Chapter%20II.pdf


Sterilisasi



 Assalamualaikum Wr. Wb. Yapz hari ini kita sebagai kelompok 1 mendapatkan tugas IDK II (Ilmu Dasar Keperawatan) untuk menjelaskan tentang sterilisasi, So yang ingin mengetahui Definisi sterilisasi, Tujuan Sterilisasi, Cara Dan lain-lain Check it out
  • Definisi Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup,dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma,virus) yang terdapat dalam suatu benda.
Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent  atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkanmikroorganisme. 

Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.
Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipemikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membranmikroorganisme tersebut.
Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant  (Pratiwi,2006).

  • Tujuan
  1. Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai
  2. Mencegah peralatan cepat rusak
  3. Mencegah terjadunya infeksi silang
  4. Menjamin kebersihan alat
  5. Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakan pasien.
  • Cara Sterilisasi
Cara sterilisasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

1.Terminal Sterlization (sterilisasi akhir). Menurut PDA Technical Monograph
dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Overkill Method
Yaitu metode sterilisasi menggunakanpemanasan dengan uap panas pada suhu 121C selama 15 menit.Penggunaan metode ini biasanya dipilih untuk bahan-bahan yang tahan panas seperti zat anorganik. Dasar pemilihan metode ini adalah karenalebih efisien, cepat, dan aman.

b. Bioburden Sterilitation
Merupakan suatu metode sterilisasi yang dilakukan dengan monitoring terkontrol dan ketat terhadap beban mikroba sekecil mungkin di beberapa lokasi jalur produksi sebelum menjalani proses sterilisasi lanjutan dengan tingkat sterilitas yangdipersyaratkan SAL 10 -6. Dalam metode ini digunakan suatu zat yangdapat mengalami degradasi kandungan bila dipanaskan pada suhu yangsangat tinggi. Sebagai contoh adalah penggunaan Dextrose yang bila dipanaskan dapat menghasilkan senyawa Hidro Methyl Furfural  (HMF) yang merupakan suatu senyawa hepatotoksik.

2. Aseptic Processing
Metode ini merupakan metode pembuatan produk steril menggunakansaringan dengan filter khusus untuk bahan obat steril atau bahan bakusteril yang diformulasi dan dimasukkan kedalam kontainer steril dalamlingkungan terkontrol. Suplai udara, material, peralatan, dan petugas telahterkontrol sedemikian hingga kontaminasi mikroba tetap berada pada levelyang dapat diterima  dalam clear zone.

  • Pelaksanaan 
(1) Sterilisasi dengan cara rebus
Mensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih (1000C) dan ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya peralatan dari logam, kaca dan karet.

(2) Sterilisasi dengan cara stoom
Mensterikan peralatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan dan lain-lain.

(3) Sterilisasi dengan cara panas kering
Mensterikan peralatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya peralatan logam yang tajam, peralatan dari kaca dan obat tertentu.

(4) Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
Mensterikan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap formalin, khususnya untuk peralatan yang cepat rusak bila kena panas. Misalnya sarung tangan, kateter, dan lain-lain.

(5) Sterilisasi dengan radiasi
Radiasi sinar gama atau partikel elektron dapat digunakan untuk mensterilkan jaringan yang telah diawetkan maupun jaringan segar. Untuk jaringan yang dikeringkan secara liofilisasi, sterilisasi radiasi dilakukan pada temperatur kamar (proses dingin) dan tidak mengubah struktur jaringan, tidak meninggalkan residu dan sangat efektif untuk membunuh mikroba dan virus sampai batas tertentu. Sterilisasi jaringan beku dilakukan pada suhu -40 derajat Celsius. Teknologi ini sangat aman untuk diaplikasikan pada jaringan biologi.

(6) Sterilisasi dengan penyaringan
Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang mudah rusak jika terkena panas atu mudah menguap (volatile). Cairan yang disterilisasi dilewatkan ke suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) yang berpori dengan diameter yang cukup kecil untuk menyaring bakteri. Virus tidak akan tersaring dengan metode ini.

(7) Sterilisasi gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme dan sporanya. Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam pori dan serbuk padat. Sterilisasi adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme yang terkristal akan dibunuh. Sterilisasi gas biasanya digunakan untuk bahan yang tidak bisa difiltrasi, tidak tahan panas dan tidak tahan radiasi atau cahaya.

Cara Kerja Obat Otonomik Part I


Cara Kerja Obat α dan β [Obat Otonomik]


 Assalamualaikum Wr. Wb Sahabatku Nah sekarang saya sebagai kelompok I (Obat Otonomik di Stikes Hang Tuah Surabaya) kali ini tentang Bagaimana Cara Kerja Obat Otonomik? eeiitzz tapi kali ini tentang Cara Kerja Obat Otonomik Part 1 kenapa karena masih banyak lagi Penjelasan Cara Kerja Obat otonomik itu sendiri.


  • Sistem Saraf Simpatis
Sistem  saraf simpatis (SSS) disebut sebagai sistem melawan atau menghindar, atau sistem yang bertanggung jawab dalam mempersiapkan tubuh berspons terhadap stress. Seperti cedera sel at6au kematian sel, atau stress eksternal, seperti cedera sel atau kematian sel, atau stress eksternal. Sistem saraf simpatis bekerja hampir seperti akselerator, yang mempercepat segala hal agar siap melakukan aksi.

  • Sintesis dan penyimpanan Norepinefrin
Norepinefrin adalah sekelompokan zat kimia yang memiliki kesamaan struktur, yaitu Katekolamin. Norepinefrin dibuat sel saraf dengan menggunakan tirosin, yang terdapat dalam makanan. Norepinefrin disimpan dalam granula atau fesikal penyimpanan di dalam sel. Saraf-saraf tersebut harus mengandung semua enzim dan bahan bangunan untuk menghasilkan Norepinefrin.

  • Pelepasan Norepinefrin
Proses ini memudahkan masuknya kalsium kedalam sel saraf  yang menyebabkan kontraksi membran sel dan vesikel penyimpanan memasuki membran sel, kemudian melepaskan beban norepinefrin  dalam sel tersebut kedalam cela sinapsis atau lipatan.

  • Reseptor β
Reseptor β-1 terdapat dalam jaringan jantung, tempat reseptor ini dapat menstimulasi peningkatan aktivitas miokardium dan meningkatkan denyut jantung.
Reseptor β-2 ditemukan dalam otot polos pembuluh darah, bronkus, perifer, dan uterus. Stimulasi β-2 dalam uterus menyebabkan relaksasi otot polos uterus.

  • Sistem Saraf Parasimpatis
Sistem otonom dapat mempertahankan pengendalian Homeostatis internal tubuh dengan baik. Sebagai contoh sistem saraf simpatis menurunkan denyut jantung. Oleh karena itu, sistem saraf otonomik dapat memengaruhi denyut jantungndengan meningkatkan atau menurunkan aktifitas simpatis.

  • Contoh obat α-1 termasuk golongan Dosis Tinggi
CHF
Allergic Rection

Obat-obatan ini digunakan secara terapeutik untuk mengatasi syok, ketika peningkatan tekanan darah dan kontraksi jantung  untuk mempengaruhi tekanan intraokular pada penyakit Glukoma dan untuk menghasilkan vasokonstriksi lokal yang memperpanjang efek anestetik lokal.

  • Cara Kerja obat β-1 dan -α
Peningkatan denyut jantung disertai peningkatan konttilitas miokardium, dilandasi bronkus dan peningkatan frekuensi dan kedalaman pernafasan, vasokonstriksi akan terjadi dengan peningktatan tekanan darah, menurunkan tekanan intraokular,
 Glikogenolisis ( pemecahan penyimpanan glukosa hingga glukosa sehingga dapat digunakan sebagai energi) terjadi pada seluruh tubuh, dilandasi pupil dan adanya peningkatan pengeluaran keringat.
Dopamin telah menjadi obat pilihan untuk pengobatan syok dan kondisi hipotensi karena dapat meningkatkan aliran darah ke ginjal dan tidak menyebabkan hilangnya fungsi ginjal.

Peringatan  obat –α dan –β
Pada pasien yang memiliki feokromositoma karen kelebihan katekolamin sistemik dapat berakibat fatal  : adanya fibrilasi ventrikular karena peningkatan denyut jantung dan konsumsi oksigen yang biasanya diakibatkan oleh obat ini dapat memperparah semua kondisi ini: pada Hipovolemia karena hipotensi  dapat diobati dengan pengganti cairan..

Efek Merugikan obat –α dan –β
Dapat dikaitkan dengan efek merugikan obat pada Sistem Saraf Simpatis :  Hipertensi, Palpitasi, dengan efek obat pada jantung dan sistem kardiovaskular ; mual dan muntah akibat efek depresan pada saluran gastrointestial ; sakit kepala, berkeringat, stimulasi simpatis.

Contoh obat β termasuk golongan obat jantung
Norepinefrin    ( Levophed  )
carteolol

Saraf Otonom

Sebelum kita lanjut lebih dalam tentang obat otonomik, lebih baik kita mengetahui terlebih dahulu tentang saraf otonom. 
Apa sih saraf otonom itu?
Saraf otonom adalah saraf yang mengendalikan organ-organ dalam secara tidak sadar. 
   
      Saraf yang mengontrol dan mengoordinasikan fungsi fisiologis tubuh manusia dibedakan atas 2 divisi utama: 
1. Sistem Saraf Pusat (SSP) terdapat dalam otak dan medula spinalis. 
2. Sistem Saraf Perifer yang memperantarai antara SSP dan lingkungan eksternal dan internal. 
       Saraf perifer dibagi lagi menjadi divisi aferen (pembawa impuls yang masuk ke SSP) dan divisi eferen (pembawa impuls turun dari SSP ke organ-organ). Divisi eferen dibagi lagi atas saraf somatik dan saraf otonom (SSO). Neuron-neuron eferen SSO mempersarafi otot polos dan otot jantung, kelenjar, dan organ dalam lain. SSO dibedakan atas saraf simpatik (adrenergik) dan saraf parasimpatik (kolinergik).
       Neuron saraf simpatik berasal dari regio torakal dan lumbal (divisi torako-lumbal), dan neuron saraf parasimpatik berasal dari daerah batang otak atau dari daerah sakral (divisi kranio-sakral). Serabut saraf dari pusat ke ganglion disebut serabut praganglion, dan dari ganglion ke organ disebut serabut pascaganglion. Serabut saraf praganglion simpatik pendek, dan berakhir di ganglion yang terletak dekat ke medula spinalis, sedangkan serabut pascaganglion simpatik panjang berakhir di organ. Sebaliknya, serabut saraf praganglion parasimpatik panjang dan berakhir di gangglion yang letaknya dekat atau di dalam organ target dan serabut pascaganglionnya pendek. 
       Perangsangan saraf somatik menghasilkan aktivitas tunggal kontraksi otot, tetapi perangsangan saraf otonom menghasikan aktivitas yang lebih kompleks. Umumnya hal ini dapat dikatakan bahwa saraf simpatik dapat berupa suatu respons-aktivitas, dan saraf parasimpatik sebagai homeostatik-vegetatif.
        Berdasarkan jenis neurotransmiter utama yang dibebaskan pada ujung saraf otonom, serabut saraf otonom dibedakan atas serabut kolinegik yang melepas asetilkolin (Ach) dan serabut adrenergik yang melepaskan noradrenalin (norepinefrin, NE) sebagai neurotransmiter. 


Referensi: 
Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK UNSRI. 2004. Kumpulan Kuliah Farmakologi, Ed.2. Jakarta: EGC.

 

Roleplay Tentang DHF

Ini adalah video roleplay kita
Penangannya tentang Treatment DHF
Dan obat apa yang di gunakan!!!
 

Pengertian Otonomik


Pengertian Otonomik

Assalamulaikum Wr. Wb.
Selamat Sore. Nah sobat-sobat ini adalah postingan pertama saya di blog ini tentang pengertian dari obat otonomik.
Obat-obat otonom yaitu obat yang bekerja pada berbagai bagian susunan saraf otonom, mulai dari sel saraf sampai ke efektor. Banyak obat dapat mempengaruhi organ otonom, tetapi obat otonom mempengaruhinya secara spesifik dan bekerja pada dosis kecil.

 
Support : Farmakologi Website | Farmakologi Template | Farmakologi
Copyright © 2011. Obat Otonomik Farmakologi - All Rights Reserved
Template Modify by Farmakologi Website
Proudly powered by Blogger